Pemilihan media pembelajaran
bukanlah hal yang sederhana meskipun tidak perlu dipandang rumit. Maknanya
ialah perlunya pengetahuan wawasan, pengetahuan dan keterampilan guru dalam
melakukannya dengan tepat, sehingga keputusan yang diambil sesuai dengan
kebutuhan yang ada.
Pada dasarnya pertimbangan
untuk memilih suatu media sangatlah sederhana yaitu dapat memenuhi kebutuhan
atau mencapai tujuan yang diinginkan atau tidak. Mc. Connel (dalam Sadiman,
1993) mengatakan bila media itu sesuai pakailah, “If Medium Fits, Use It!”.
Yang menjadi pertanyaan adalah apa ukuran atau kriteria kesesuaian tersebut.
Beberapa faktor perlu dipertimbangkan, misalnya: tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai, karakteristik siswa atau sasaran, jenis rangsangan belajar yang
diinginkan (audio, visual, gerak, dan seterusnya), keadaan latar atau
lingkungan, kondisi setempat dan luasnya jangkauan yang ingin dilayani.
Faktor-faktor tersebut pada akhirnya harus diterjemahkan dalam norma atau kriteria
keputusan pemilihan.
Penetapan rambu-rambu dan
kriteria untuk pemilihan media pembelajaran merupakan patokan yang harus
dijadikan pegangan bersama. Rambu-rambu tersebut diperlukan agar dapat
menyediakan berbagai media pembelajaran yang tepat dan berdaya guna tinggi.
Dalam konteks pemilihan media
pembelajaran untuk anak usia dini, beberapa dasar pertimbangan yang perlu
diperhatikan dalam pemilihan media pembelajaran tersebut diantaranya adalah :
1.
Media pembelajaran
yang dipilih hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan pemakai (anak usia dini)
yang dilayani serta mendukung tujuan pembelajaran.
2.
Media pembelajaran
yang dipilih perlu didasarkan atas azas manfaat, untuk apa dan mengapa media
pembelajaran tersebut dipilih.
3.
Pemilihan media
pembelajaran hendaknya berposisi ganda baik berada pada sudut pandang pemakai
(guru, anak) maupun dari kepentingan lembaga. Dengan demikian kepentingan kedua
belah pihak akan terpelihara dan tidak ada yang dirugikan manakala kepentingan
masing-masing ada yang kurang selaras.
4.
Pemilihan media
pembelajaran harus didasarkan pada kajian edukatif dengan memperhatikan
kurikulum yang berlaku, cakupan bidang pengembangan yang dikembangkan,
karakteristik peserta didik serta aspek-aspek lainnya yang berkaitan dengan
pengembangan pendidikan dalam arti luas.
5.
Media pembelajaran
yang dipilih hendaknya memenuhi persyaratan kualitas yang telah ditentukan
antara lain relevansi dengan tujuan, persyaratan fisik, kuat dan tahan lama,
sesuai dengan dunia anak, sederhana, atraktif dan berwarna, terkait dengan
aktivitas bermain anak serta kelengkapan yang lainnya.
6.
Pemilihan media
pembelajaran hendaknya memperhatikan pula keseimbangan koleksi (well rounded
collection) termasuk media pembelajaran pokok dan bahan penunjang sesuai
dengan kurikulum baik untuk kegiatan pembelajaran maupun media pembelajaran
penunjang untuk pembinaan bakat, minat dan keterampilan yang terkait.
7.
Untuk memudahkan
memilih media pembelajaran yang baik perlu kiranya menyertakan alat bantu
penelusuran informasi seperti katalog, kajian buku, review atau bekerjasama
dengan sesama komponen fungsional seperti guru-guru atau kepada pimpinan
lembaga PAUD dalam forum KKG (kelompok kerja guru), misalnya para guru dari
berbagai lembaga PAUD dimungkinkan untuk saling tukar informasi mendiskusikan
berbagai hal yang berkaitan dengan peningkatan proses belajar mengajar (PBM)
dan tentang kondisi keberadaan media pembelajaran yang diperlukan.
Dalam pembuatan media
pembelajaran ini ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan :
a.
Media pembelajaran
yang dibuat hendaknya multi guna. Multiguna disini maksudnya adalah bahwa media
tersebut dapat digunakan untuk pengembangan berbagai aspek perkembangan anak.
Contoh media pembelajaran tersebut adalah alat permainan dalam bentuk bola
tangan. Bola suara dapat digunakan untuk pengembangan motorik anak dengan cara
anak menggunakannya untuk saling melemparkan bola tersebut. Selain untuk
perkembangan motorik alat permainan tersebut bisa dikembangkan untuk
pengembangan aspek kognitif/pengetahuan anak. Misalnya bola tersebut dirancang
dengan menggunakan berbagai warna. Aspek perkembangan lain yang dapat
dikembangkan melalui alat permainan tersebut adalah anak dapat mengenal
berbagai macam bunyi-bunyian, dan lainlain.
b.
Bahan mudah didapat
di lingkungan sekitar lembaga PAUD dan murah atau bisa dibuat dari bahan
bekas/sisa. Membuat media pembelajaran sebenarnya tidak harus selalu dengan
biaya yang mahal. Banyak sekali bahan-bahan disekitar kita yang dapat digunakan
untuk membuatnya. Sebagai contoh bekas bungkus susu bubuk dapat kita gunakan
untuk membuat kapal-kapalan. Keuntungan dengan menggunakan bahan-bahan bekas
selain bahan tersebut tidak kita buang, ada nilai pendidikan yang kita tanamkan
kepada anak yang anak dilatih untuk bersikap hidup sederhana dan kreatif.
c.
Tidak menggunakan
bahan yang berbahaya bagi anak. Aspek keselamatan anak merupakan salah satu hal
yang harus menjadi perhatian guru sebagai pembuat media pembelajaran
Bahan-bahan tertentu yang mengandung bahan kimia yang berbahaya perlu dihindari
oleh guru. Misalnya penggunaan jenis cat yang digunakan untuk mewarnai alat
permainan tertentu sebaiknya yang tidak membahayakan mengandung bahan kimia
yang berbahaya bagi anak.
d.
Dapat menimbulkan
kreativitas, dapat dimainkan sehingga menambah kesenangan bagi anak, menimbulkan
daya khayal dan daya imajinasi serta dapat digunakan untuk bereksperimen dan
bereksplorasi. Alat permainan konstruktif seperti balok-balok kayu merupakan
salah satu contoh alat permainan yang cukup menarik dan menantang anak untuk
berkreasi.
e.
Sesuai dengan
tujuan dan fungsi sarana. Tiap media pembelajaran itu sudah memiliki fungsi
yang berbeda antara yang satu dengan yang lain. Guru harus menjadikan tujuan
dan fungsi sarana ini sebagai bagian yang penting untuk diperhatikan
f.
Dapat digunakan
secara individual, kelompok, dan klasikal. Media pembelajaran yang dirancang
harus memungkinkan anak untuk menggunakannya baik secara individual, digunakan
dalam kelompok atau secara klasikal.
g.
Dibuat sesuai
dengan tingkat perkembangan anak. Tingkat perkembangan anak yang berbeda
berpengaruh terhadap jenis permainan yang akan dibuat oleh guru. Sebagai contoh
puzel (kepingan gambar). Tingkat kesulitan dan jumlah kepingan gambar yang
harus disusun oleh anak akan berbeda antara anak TK-A dengan anak TK-B. Hal ini
disebabkan dari kemampuan yang dimiliki anak pada kedua tingkat tersebut
berbeda.
Media
pembelajaran yang beraneka ragam
jenisnya tentunya tidak akan digunakan seluruhnya secara
serentak dalam kegiatan pembelajaran, namun hanya beberapa saja. Untuk itu perlu
di lakukan pemilihan media tersebut. Agar pemilihan media pembelajaran tersebut
tepat, maka perlu dipertimbangkan faktor/kriteria-kriteria dan langkah-langkah
pemilihan media. Kriteria yang perlu dipertimbangkan guru atau tenaga pendidik
dalam memilih media pembelajaran menurut
Nana Sudjana (1990: 4-5) yakni 1) ketepatan media dengan tujuan pengajaran; 2)
dukungan terhadap isi bahan pelajaran; 3) kemudahan memperoleh media; 4)
keterrampilan guru dalam menggunakannya; 5) tersedia waktu untuk menggunakannya;
dan 6) sesuai dengan taraf berfikir anak. Sepadan dengan hal itu I Nyoman
Sudana Degeng (1993; 26-27) menyatakan bahwa ada sejumlah faktor yang perlu
dipertimbangkan guru/pendidik dalam memilih media pembelajaran, yaitu: 1)
tujuan instruksional; 2) keefektifan; 3) siswa; 4) ketersediaan; 5) biaya
pengadaan; 6) kualitas teknis. Selanjutnya menurut Basuki Wibawa dan Farida
Mukti (1992/1993: 67-68) kriteria yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan
media yaitu: 1) tujuan; 2) karakteristik siswa; 3) alokasi waktu; 4)
ketersediaan; 5) efektivitas; 6) kompatibilitas; dan 7) biaya.
Berkaitan dengan pemilihan media
ini, Azhar Arsyad (1997: 76-77) menyatakan bahwa kriteria memilih media yaitu:
1) sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai; 2) tepat untuk mendukung isi
pelajaran; 3) praktis, luwes, dan tahan; 4) guru terampil menggunakannya; 5)
pengelompokan sasaran; dan 6) mutu teknis. Selanjutnya Brown, Lewis, dan
Harcleroad (1983: 76-77) menyatakan bahwa dalam memilih media perlu
mempertimbangkan kriteria sebagai berikut: 1) content; 2) purposes; 3) appropriatness; 4) cost; 5) technical quality;
6) circumstances of uses; 7) learner verification, and 8) validation.
Dari beberapa pendapat di atas,
dapat ditegaskan bahwa pada prinsipnya pendapat-pendapat tersebut memiliki
kesamaan dan saling melengkapi. Selanjutnya menurut hemat penulis yang perlu
dipertimbangkan dalam pemilihan media yaitu tujuan pembelajaran, keefektifan,
peserta didik, ketersediaan, kualitas teknis, biaya, fleksibilitas, dan
kemampuan orang yang menggunakannya serta alokasi waktu yang tersedia. Untuk
memperoleh gambaran yang jelas tentang hal ini akan diuraikan sebagai berikut:
1. Tujuan pembelajaran. Media hendaknya dipilih yang dapat menunjang
pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya, mungkin
ada sejumlah alternatif yang dianggap
cocok untuk tujuan-tujuan itu. Sedapat mungkin pilihlah yang paling cocok.
Kecocokan banyak ditentukan oleh kesesuaian karakteristik tujuan yang akan
dicapai dengan karakteristik media yang akan digunakan.
2. Keefektifan.
Dari beberapa alternatif media yang sudah dipilih, mana yang dianggap paling efektif untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
3. Peserta didik.
Ada beberapa pertanyaan yang bisa diajukan ketika kita memilih media
pembelajaran berkait dengan peserta didik, seperti: apakah media yang dipilih
sudah sesuai dengan karakteristik peserta didik, baik itu kemampuan/taraf
berpikirnya, pengalamannya, menarik tidaknya media pembelajaran bagi peserta
didik? Digunakan untuk peserta didik
kelas dan jenjang pendidikan yang
mana? Apakah untuk belajar secara individual, kelompok kecil, atau kelompok
besar/kelas? Berapa jumlah peserta
didiknya? Di mana lokasinya? Bagaimana gaya belajarnya? Untuk kegiatan tatap
muka atau jarak jauh? Pertanyaan-pertanyaan tersebut perlu dipertimbangkan ketika memilih dan
menggunakan media dalam kegiatan pembelajaran.
4. Ketersediaan.
Apakah media yang diperlukan itu sudah
tersedia? Kalu belum, apakah media itu dapat diperoleh dengan mudah? Untuk
tersedianya media ada beberapa alternatif yang dapat diambil yaitu membuat
sendiri, membuat bersama-sama dengan peserta didik, meminjam menyewa, membeli
dan mungkin bantuan.
5. Kualitas teknis.
Apakah media media yang dipilih itu kualitas baik? Apakah memenuhi syarat
sebagai media pendidikan? Bagaimana keadaan daya tahan media yang dipilih itu?
6. Biaya pengadaan.
Bila memerlukan biaya untuk pengadaan media, apakah tersedia biaya untuk itu?
Apakah yang dikeluarkan seimbang dengan manfaat dan hasil penggunaannya? Adakah
media lain yang mungkin lebih murah, tetapi memiliki keefektifan setara?
7.
Fleksibilitas (lentur), dan kenyamanan media. Dalam memilih media harus dipertimbangkan kelenturan
dalam arti dapat digunakan dalam berbagai situasi dan pada saat digunakan tidak
berbahaya.
8. Kemampuan orang yang menggunakannya.
Betapapun tingginya nilai kegunaan media, tidak akan memberi manfaat yang
banyak bagi orang yang tidak mampu menggunakannya.
9. Alokasi waktu, waktu yang tersedia dalam
proses pembelajaran akan berpengaruh terhadap penggunaan media pembelajaran.
Untuk itu ketika memilih media pembelajaran kita dapat mengajukan beberapa
pertanyaan seperti; apakah dengan waktu yang tersedia cukup untuk pengadaan
media, apakah waktu yang tersedia juga cukup untuk penggunaannya.
Beberapa penyebab orang memilih media antara lain
yaitu bermaksud mendemonstrasikannya, sudah terbiasa, ingin memberi gambaran yang jelas,
dan menarik minat dan gairah belajar siswa. Jadi, dasar pertimbangan untuk
memilih suatu media sangatlah sedrhana, yaitu dapat memenuhi kebutuhan atau
mencapai tujuan yang diinginkan
atau tidak. Mc. Connel (1974) mengatakan bila media itu sesuai pakailah, “if the medium
fits, use it!”
DAFTAR PUSTAKA
Azar Arsyad. (1997). Media
Pengajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Degeng, I Nyoman Sudana. (1993)
Media Pendidikan. Malang: FIP IKIP Malang.
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai.
(1991). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar