Senin, 07 Desember 2015

ARTI DAN MANFAAT BERMAIN BAGI ANAK-ANAK



Bermain bagi anak adalah mutlak diperlukan (suatu kebutuhan) untuk mengembangkan daya cipta, imajinasi, prasaaan, kemauan, motivasi dalam suasana riang gembira. Kalau ada anak yang berdiam diri termenung, tidak senang, tidak bergerak perlu ditelusuri, diteliti bahkan dicurigai, sebab kemungkinan ia sakit (fisik maupun psikis), misalnya kecewa, tersinggung sehingga ia mogok bermain. Kalau sampai terjadi demikian, anak perlu didekati serta dibujuk dan anak tidak perlu disalahkan atau dimarahi apalagi dicaci-maki sebab dapat berakibat anak justru melawan atau bertambah diam. Perhatian anak perlu dialihkan pada kesenangan, hobinya sehingga sedikit demi sedikit ia mau berbuat sesuatu akhirnya mau bermain.
Bermain adalah suatu aktiviti dan kualiti fikiran dalam terlibat dengan pandangan dunia seseorang. Bermain merujuk kepada berbagai kegiatan sukarela, termotivasi intrinsik yang biasanya berkait dengan kesenangan dan keseronokan.
Bermain adalah dunia kerja anak usia prasekolah dan menjadi hak setiap anak tanpa dibatasi usia. Melalui bermain, anak dapat memetik manfaat bagi perkembangan aspek fisik-motorik, kecerdasan, dan sosial emosional. Ketiga aspek ini saling menunjang satu sama lain dan tidak dapat dipisahkan. Bila salah satu aspek tidak diberikan kesempatan untuk berkembang  maka akan terjadi ketimpangan. Pada saat inilah anak mampu menyerap informasi yang sangat tinggi sekaligus untuk pengembangan intelegensi permanen.
Menurut Slamet Suyanto bermain memiliki peran penting dalam perkembangan anak antara lain bidang perkembangan fisik-motorik bahasa, intelektual, moral, sosial dan emosional, sebagai berikut.
1.      Bermain Mengembangkan Kemampuan Motorik
Bermain memungkinkan anak bergerak secara bebas sehingga anak mampu mengembangkan kemampuan motoriknya. Pada saat bermain anak berlatih menyesuaikan antara pikiran dan gerakan menjadi suatu keseimbangan. Menurut Piaget anak terlahir dengan kemampuan reflex, kemudian ia belajar menggabyngkan dua atau lebih gerak reflex, dan pada akhirnya ia mampu mengontrol gerakannya. Melalui bermain anak belajar mengontrol gerakannya menjadi terkoordinasi.
2.      Bermain Mengembangkan Kemampuan Koognitif
Menurut Piaget (1962) anak belajar mengkonstruksi pengetahuan dengan berinteraksi dengan objek yang ada di sekitarnya. Bermain menyediakan kesempatan kepada anak untuk berinteraksi dengan objek. Anak memiliki kesempatan untuk menggunakan indranya, seperti menyentuh, mencium, melihat, dan mendengarkan untuk mengetahui sifat-sifat objek.dari pengindraan tersebut anak memperoleh fakta-fakta, informasi, dan pengalaman yang akan menjadi dasar untur berpikir abstrak. Jadi bermain menjembatani anak dari berpikir konkret ke berpikir abstrak. Vygostky (1976) menyatakan bahwa pada saat bermain pikiran anaak terbebas dari situasi kehidupan yang nyata yang menghambat anak berpikir abstrak. Penelitian Hoorn (1993) menunjukkan bahwa bermain memiliki peran yang sangat penting dalam mengembangkan kemampuan berpikir logis, imajinasi dan kreativitas.
3.      Bermain Mengembangkan Kemampuan Afektif
Setiap permainan memiliki aturan. Aturan akan diperkenalkan oleh teman bermain sedikit demi sedikit dan tahap demi tahap sampai setiap anak memahami aturan mainnya. Oleh karena itu, bermain akan melatih anak dalam menyadari akan adanya aturan dan pentingnya mematuhi aturan. Hal itu merupakan tahap awal dari perkembangan morel.
4.      Bermain Mengembangkan Kemampuan Bahasa
Pada saat bermain anak didik menggunakan bahasa, baik untuk berkomunikasi dengan temannya atau sekadar menyatakan pikirannya (thinking aloud). Sering kita menjumpai anak kecil bermain sendiri sambil mengucapkan kata-kata seakan-akan ia bercakap-cakap dengan diri sendiri. Ia sebenarnya “membahasakan” apa yng ada dalam pikirannya. Menurut Vygostky (1926) peristiwa seperti itu menggambarkan bahwa anak sedang dalam tahap menggabungkan pikiran dan bahasa sebagai satu kesatuan. Ketika anak bermain dengan temannya mereka juga saling berkomunikasi dengan menggunakan bahasa anak dan itu berarti secara tidak langsung anak belajar bahasa.
5.      Bermain Mengembangkan Kemampuan Sosial
Pada saat bermain anak berinteraksi dengan anak yang lain. Interaksi tersebut mengajarkan anak bagaimana merespons, memberi dan menerima, menolak atau setuju dengan ide dan perilaku anak yang lain. Hal itu sedikit demi sedikit akan mengurangi rasa egosentrisme pada anak dan mengembangkan kemampuan sosialnya.
6.      Bermain Mengembangkan Kemampuan Afektif
Setiap permainan memiliki aturan. Aturan akan diperkenalkan oleh teman bermain sedikit demi sedikit dan tahap demi tahap sampai setiap anak memahami aturan mainnya. Oleh karena itu, bermain akan melatih anak dalam menyadari akan adanya aturan dan pentingnya mematuhi aturan. Hal itu merupakan tahap awal dari perkembangan moral.



DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2013. (www.wikipedia.com). Diakses tanggal 03 September 2013.
Anonim. 2008. (www.jurnal.untan.ac.id). Diakses tanggal 03 September 2013.
Santoso, Soegeng. 2007. Dasar-Dasar Pendidikan TK. Jakarta : Universitas Terbuka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar